Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Mereka yang Memunggungi Janjinya

Satu persatu pergi, yang tetap tinggal hanya mereka yang masih mengerti makna setia. Pada akhirnya semua perlahan beranjak, memunggungi janji yang pernah mereka buat secara sadar di masa-masa manis itu. Puisi-puisi mengikat yang pernah mereka rangkai juga seakan telah berakhir sebagai serangkaian kalimat biasa yang tak lagi bernyawa.  Aku, tak pernah begitu menyukai perpisahan, walau sadar semua itu merupakan kepastian yang tak terelakkan dalam hidup. Datang dan meninggalkan seolah menjadi hukum alam yang juga tak boleh ditolak. Dan kini, masing-masing mereka sedang sibuk menikmati jalan sendiri tanpa pernah ingin menoleh ke belakang. Seolah tak pernah ada cerita yang ditulis dan tak ada yang layak pula untuk dikenang. Silakan jika ingin pergi. Toh, dahulu ketika menyambutmu datang sebagai sesuatu, artinya aku juga sudah bersedia apabila kau tinggalkan sewaktu-waktu. 

Tentang yang Menetap dan yang Meninggalkan

Menunjukkan hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah harus, tetapi, jujur akan sisi kurangmu juga tak kalah penting. Agar apa? Apabila yang tampak darimu hanyalah kelebihan yang disukai banyak orang, maka wajar jika banyak pula yang bertahan. Namun, apabila kamu berterus-terang bahwa di dalam dirimu sarat akan ketidaksempurnaan, maka di situlah kamu bisa melihat siapa yang pergi dan siapa pula yang jujur menemani. Adapun yang menetap, semoga dia menjadi yang bersedia menerima dan membersamaimu menuju perbaikan. Sedangkan yang memilih pergi, semoga waktu perlahan membuka lebar matanya, bahwa dia hanya akan menghabiskan waktu untuk sebuah pencarian panjang akan suatu 'kemustahilan' yang bernama 'kesempurnaan'.