Mereka yang Memunggungi Janjinya

Satu persatu pergi, yang tetap tinggal hanya mereka yang masih mengerti makna setia. Pada akhirnya semua perlahan beranjak, memunggungi janji yang pernah mereka buat secara sadar di masa-masa manis itu.
Puisi-puisi mengikat yang pernah mereka rangkai juga seakan telah berakhir sebagai serangkaian kalimat biasa yang tak lagi bernyawa. 

Aku, tak pernah begitu menyukai perpisahan, walau sadar semua itu merupakan kepastian yang tak terelakkan dalam hidup. Datang dan meninggalkan seolah menjadi hukum alam yang juga tak boleh ditolak.

Dan kini, masing-masing mereka sedang sibuk menikmati jalan sendiri tanpa pernah ingin menoleh ke belakang. Seolah tak pernah ada cerita yang ditulis dan tak ada yang layak pula untuk dikenang.

Silakan jika ingin pergi. Toh, dahulu ketika menyambutmu datang sebagai sesuatu, artinya aku juga sudah bersedia apabila kau tinggalkan sewaktu-waktu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra Pragmatik_Novel Sebelas Patriot

Kauniyah Oil; si Botol Hijau dengan Khasiat Memukau

Berlembar Narasi Tentang Mengabdi