Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Sepuluh Tahun

-Dulu, Sekarang, dan yang Akan Datang- Jika berbicara sekarang dan dulu, maka saya tak dapat bercerita banyak tentang apa yang telah berubah. Yang saya tahu pertambahan usia tak dapat ditahan, pun penuaan di wajah tak dapat dicegah. Semakin hari semakin banyak jengkal tanah yang dilalui, semakin banyak wajah baru yang dikenali, semakin canggih teknologi yang dapat dimanfaatkan, dan semakin banyak pula sejarah yang tertulis dalam lembar-lembar hidup. Maaf, untuk tantangan kali ini saya tak dapat memenuhinya. Sebab tidak ada gambar yang bisa saya tampilkan untuk menunjukkan betapa kekanak-kanakannya saya yang dulu, dan seberapa mendewasanya saya hari ini. Sepuluh tahun yang lalu saya belum diperbolehkan oleh ayah untuk memiliki atau mengoperasikan alat canggih (baca: kamera dan sejenisnya) untuk dapat mengabadikan setiap hal penting yang terjadi, dan di saat sudah memiliki alat tersebut saya justru telah menjadi seseorang yang lebih memilih untuk menjadikan gambar-gambar terbaru sebag...

Kapan Wisuda?

Betapa dalamnya makna dari pertayaan 'KAPAN WISUDA?' Apa yang salah dengan kalimat tanya di atas? Dalam konteks bercanda, tak sedikit mahasiswa yang mengaku sangat sensitif sehingga ketika ada yang mengajukan pertanyaan semacam itu, jawaban yang lebih sering saya dengar adalah ''Jangan ngomong jorok!'' dan sejenisnya. Bagi saya ini merupakan kalimat tanya nan sakral dan memang sudah sepantasnya dilontarkan kepada mahasiswa yang keberadaannya di kampus terbilang cukup lama (biasanya tingkat tiga ke atas), terlepas siapa orang yang menanyakan hal tersebut. Jika memang belum mampu  memberikan jawaban berupa kabar baik atas pertanyaan itu seperti (in syaa Allah pekan depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan), maka tak ada salahnya agar kita biasakan mencari diksi lain yang mungkin lebih indah untuk didengar, semisal ("Do'akan saja, ya.", "Ini sedang diusahakan, kok.", atau 'Kamu mau bantu saya?'). Kita tahu dan saling memaklum...