Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Diary PLP 1

Setelah hampir 2 pekan saya berusaha menikmati Musim PLP dan beberapa kali mengajar siswa di beberapa kelas, saya menemukan 1 hal yang selalu membuat diri bermuhasabah karenanya. Kelas yang semulanya tenang, seketika bisa menjadi riuh tatkala saya ingin mengajak mereka (siswa/i) membentuk kelompok diskusi. Yang paling sering mereka minta kepada saya adalah, bahwa ingin membentuk kelompok sendiri, sebab dengan begitu mereka dapat memilih siapa saja yang layak masuk ke kelompok mereka. Namun, permintaan itu tak selalunya saya terima, atas dasar beberapa hal yang saya harap dapat menjadi sebuah kebijakan, maka saya putuskan untuk membentukkan kelompok dengan atau tanpa persetujuan mereka. Sebagai seseorang yang pernah menjadi siswi dan masih menyandang status sebagai mahasiwi, saya tentu pernah mengalami saat-saat seperti ini. Berdasarkan pengalaman saya dan didukung dengan kejujuran siswa/i di sana adalah, mereka ingin membentuk kelompok sendiri agar bisa memilih anggota sesuai kriter...

Berlembar Narasi Tentang Mengabdi

"Aku tak pernah memilihmu untuk merekam jejak bersama. Namun, atas campur tangan Allah, takdir itu datang begitu saja dan meminta aku untuk menikmatinya." (Sofiaez) Mitos yang beberapa kali pernah kudengar dari kalangan mahasiswa semester 7 ke atas adalah, bahwa Kukerta (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu momen terindah bagi orang yang sedang dan pernah menyandang status sebagai mahasiswa. ●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●● Pada awal tahun 2018, sebuah tim yang terdiri dari 10 orang telah dibentuk. Berawal dari bincang singkat di sebuah grup mahasiswa penerima beasiswa (Bhakti Negeri), masing-masing mereka pun menghampiri takdir, mengajukan diri agar menjadi 1 dari 10 orang yang akan menjadi satu dan hidup bersama selama 2 bulan lamanya. Pertemuan pertama dengan mereka yang 8 di antaranya tak kukenali, membuat ...

Mawar Berduri di Tepi Jurang

Pada sebuah acara training motivasi, pemateri seminar meminta kepada seluruh peserta untuk menggambar sesuatu yang mewakili dirinya. Entah itu tentang cita-citanya, keluarganya atau teman-temannya. Sebagian besar peserta menggambar tanpa keseriusan, tetapi lain halnya salah seorang peserta wanita bernama Ummu; ia menggambar setangkai mawar yang dipenuhi duri dengan latar belakang berwarna hitam.  Kemudia  pemateri bertanya apa alasan Ia membuat gambar tersebut. Ummu pun menjawabnya, "Saya menggambar mawar berduri, mawar itu sempurna karena ada durinya. Namun banyak orang beranggapan   bahwa duri pada mawar justru mengurangi keindahannya. Padahal duri itulah yang membuat mawar dikatakan mawar, duri itulah yang membuat mawar tampak sempurna. Lalu pemateri bertanya lagi perihal hubungan gambar tersebut dengan dirinya. Ummu kembali menjawab, "Saya wanita, saya menganggap diri saya layaknya mawar berduri. Duri itu merupakan aturan Allah bagi setiap wanita. Banyak orang...

Saya Wanita, Saya Istimewa

Tulisan ini saya buat bukan untuk menggurui siapapun, hanya saja sedang mencoba untuk menyampaikan pendapat sendiri dan menyalurkan pendapat beberapa orang dengan harapan agar dapat sedikit membuka pikiran kita semua. Saya menulis ini bukan memosisikan diri sebagai pengurus BEM Unri, bukan sebagai seseorang yang sudah terlanjur mencintai sebuah dunia yang bernama organisasi, melainkan sebagai seorang wanita yang merasa diri saya sangat berharga sehingga harus menjaga diri dan butuh penjagaan dari orang lain. Segala permasalahan duniawi tidak dapat lepas dari agama dan ketentuannya, tidak terkecuali pula permasalahan tentang wanita. Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa  wanita merupakan makhluk Tuhan yang diberi keistimewaan lebih banyak daripada laki-laki, tidak peduli berasal dari daerah, suku, agama, dan golongan apa wanita tersebut. Wujud pengistimewaan tersebut bisa dilihat dari beberapa ketentuan-ketentuan yang secara khusus ditujukan bagi wanita, misalnya dalam hal be...