Mawar Berduri di Tepi Jurang

Pada sebuah acara training motivasi, pemateri seminar meminta kepada seluruh peserta untuk menggambar sesuatu yang mewakili dirinya. Entah itu tentang cita-citanya, keluarganya atau teman-temannya. Sebagian besar peserta menggambar tanpa keseriusan, tetapi lain halnya salah seorang peserta wanita bernama Ummu; ia menggambar setangkai mawar yang dipenuhi duri dengan latar belakang berwarna hitam. 

Kemudia  pemateri bertanya apa alasan Ia membuat gambar tersebut. Ummu pun menjawabnya, "Saya menggambar mawar berduri, mawar itu sempurna karena ada durinya. Namun banyak orang beranggapan   bahwa duri pada mawar justru mengurangi keindahannya. Padahal duri itulah yang membuat mawar dikatakan mawar, duri itulah yang membuat mawar tampak sempurna.

Lalu pemateri bertanya lagi perihal hubungan gambar tersebut dengan dirinya.

Ummu kembali menjawab, "Saya wanita, saya menganggap diri saya layaknya mawar berduri. Duri itu merupakan aturan Allah bagi setiap wanita. Banyak orang yang beranggapan bahwa aturan Allah bagi wanita dapat merusak keindahannya, membuat wanita susah bergaul, susah bekerja, dan susah beraktivitas. Padahal seperti duri pada mawar; aturan itulah yang membuat wanita dikatakan wanita."
Kemudian Ia tegaskan lagi "Saya mawar berduri, saya wanita atas apa yang Allah mau untuk saya lakukan akan saya lakukan. Apa yang Allah mau untuk saya kenakan akan saya kenakan. Apa yang Allah mau untuk saya rasakan akan saya rasakan. Apa yang Allah mau untuk saya katakan akan saya katakan."

Lalu Pemateri bertanya kembali tentang apa alasan Ummu menggunakan warna hitam sebagai latar belakang bunga tersebut.
Dengan tegas Ummu menjawabnya, "Saya tidak ingin menjadi mawar di tengah taman, sebab akan mudah dipetik orang. Hanya ada denda 50.000,- atau sanksi kurungan 2 bulan, lalu orang dapat memetik saya dengan mudah. Saya ingin menjadi mawar berduri di tepi jurang! Maksudnya adalah, jika suatu hari nanti ada seorang lelaki yang akan memetik (meminang) saya, dia pasti lelaki yang paling berani mengorbankan nyawanya untuk saya. Di tepi jurang risikonya besar, bukan sekadar denda atau sanksi kurungan 2 bulan di penjara." 

Yang dapat kita petik dari cerita ini adalah, bahwa segala aturan yang Allah tujukan untuk wanita bukan lah untuk mengekang apalagi memenjarainya, melainkan sebaliknya, segala aturan itu Allah buat tidak lain untuk menjaga, memuliakan, serta mengistimewakan wanita.

Maka, semoga Allah bukakan dan lembutkan hati kita untuk dapat menerima kebenaran ini :)

Allah maha baik sebab telah mengistimewakan kita dengan berbagai aturan yang dibuatn-Nya, maka berterimakasih dan bersyukurlah dengan cara menjaganya, menaatinya, dan mengindahkannya.

Ambil hikmahnya, amalkan kebaikannya, buang keburukannya.

Semoga bermanfaat 🌹

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra Pragmatik_Novel Sebelas Patriot

Kauniyah Oil; si Botol Hijau dengan Khasiat Memukau

Berlembar Narasi Tentang Mengabdi