Berlembar Narasi Tentang Mengabdi
"Aku tak pernah memilihmu untuk merekam jejak bersama. Namun, atas campur tangan Allah, takdir itu datang begitu saja dan meminta aku untuk menikmatinya." (Sofiaez)
Mitos yang beberapa kali pernah kudengar dari kalangan mahasiswa semester 7 ke atas adalah, bahwa Kukerta (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu momen terindah bagi orang yang sedang dan pernah menyandang status sebagai mahasiswa.
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
Pada awal tahun 2018, sebuah tim yang terdiri dari 10 orang telah dibentuk. Berawal dari bincang singkat di sebuah grup mahasiswa penerima beasiswa (Bhakti Negeri), masing-masing mereka pun menghampiri takdir, mengajukan diri agar menjadi 1 dari 10 orang yang akan menjadi satu dan hidup bersama selama 2 bulan lamanya.
Pertemuan pertama dengan mereka yang 8 di antaranya tak kukenali, membuat aku sedikit optimis dengan keberlangsungan pengabdian kami nantinya. Sebagian besar kaum hawa yang ada timku mengenakan pakaian rapi, ya, setidaknya luaran mereka menunjukkan bahwa 1 kewajiban mereka sebagai muslimah sudah mereka penuhi dengan baik. Demikian pula ketiga lelaki lainnya, tak kulihat wajah-wajah orang bermasalah di sana. Singkatnya, kesan pertama dengan mereka menjanjikan bahwa kehidupan membahagiakan selama dua bulan akan membersamaiku.
Setelah beberapa kali mengadakan rapat di berbagai tempat dengan jumlah personil yang nyaris tidak pernah lengkap, kami pun memutuskan untuk memilih salah satu desa yang terletak di Kabupaten Bengkalis, Kecamatan Rupat Utara, yakni Desa Teluk Rhu.
Berbagai pertemuan telah kami lakukan untuk membahas segala sesuatu yang dianggap perlu bagi tim kami. Namun, di tengah perjalanan kami harus berlapang dada ketika salah satu personil kami mengundurkan diri dari tim ini dan memilih untuk menjemput takdirnya di tempat lain. Alhamdulillah, Kordes kami yang juga merupakan salah satu mahasiswa berprestasi di fakultasnya menjadi satu dari beberapa mahasiswa yang berkesempatan untuk merasakan bahagianya KKN Kebersamaan, ialah Akbar Islami.
(Hari Keberangkatan)
Singkat cerita, setelah melalui perjalan panjang kurang lebih 11 jam dan cukup menguras kesabaran, akhirnya tibalah kami di desa pengabdian. Sepanjang perjalanan mulutku terus menggumamkan pujian atas pemandangan indah yang beberapa kali mampir di pelupuk mataku, dan keindahan-keindahan itu seakan mengenyampingkan penat yang sempat aku rasakan, mungkin demikian pula teman-temanku. Lebih-lebih ketika aku menyaksikan pemandangan yang Allah sediakan langsung di belakang posko kami, masya Allah, aku nyaris lupa bahwa sempat ada permasalahan pelik yang kami temui ketika di perjalanan tadi.
Sebenarnya aku ingin menceritakan dua bulan penuh sejarah yang telah kami ukir di tempat itu, tetapi tampaknya jariku tak cukup mampu untuk menulis lebih panjang lagi daripada ini. Akhirnya aku putuskan untuk mempersingkatnya, yang penting tujuan dari menulisku ini tersampaikan. Tujuannya adalah mendeklarasikan syukur dan cinta.
Bermula dari tidak saling kenal, akhirnya kita dipaksa untuk beradaptasi satu sama lain, tidak tanggung-tanggung, kita dituntut untuk berada satu atap dengan orang yang tentang hidupnya belum kita ketahui banyak. Namun, jam demi jam, hari demi hari, pekan demi pekan berlalu, dan mengantarkan kita pada titik di mana kalian sudah cukup tahu apa hal yang akan membuatku diam, tertawa, atau memilih menyendiri di tepi pantai ketika hatiku disinggahi oleh perasaan tidak nyaman.
Untuk setiap rumah yang kita singgahi dengan maksud bersilaturahim ketika awal kedatangan, untuk setiap lembur yang kita nikmati tatkala Proker besar minta diselesaikan, untuk setiap lelah yang kerap kita lahap, untuk setiap tawa yang kadang membuat detik kita berlalu lebih laju, sampai untuk setiap air mata yang pernah kita titikkan ketika mulut tak lagi mampu mengujarkan kesedihan. Aku tak pernah berniat untuk melupakan semuanya, apalagi sampai mengganggap bahwa semua itu tak pernah terjadi.
Ucapan terima kasih berbingkaikan cinta aku tujukan kepada D'Terhu Squad yang insyaa Allah selalu dalam lindungan Allah.
Siti Nurul Alifah, si Sekretaris yang sering sibuk dengan administrasi dan laporan-laporan yang sampai saat ini belum juga usai, tetaplah seperti yang aku kenali saat dua bulan kemarin. Menjadi orang yang paham akan diamku, selalu membawa sunyiku berlari ke tepian pantai lalu pulang dengan hati yang lebih tenang.
Claudia Aisyah Rahayu (bendahara terbaik seantero Kukerta) dan Nofa Utafa Mofida (Plt. emaknya anak-anak) yang ketika melihat wajahnya saja orang bisa tertawa tak beralasan. Tetaplah membuat suasana tegang menjadi cair, menjadi orang yang membuat suasana serius terasa lebih seru untuk dinikmati. Terima kasih telah menanam bibit-bibit kebahagiaan hingga kita bisa menuai tawa bersama.
Dessy Purnama Sari alias Meme (ratu dapur) dan Miranda Novia Fitri (tokeh posko) yang kalau melihat luaran mereka, orang tidak akan mengira bahwa mereka dua orang pekerja keras dan selalu menghasilkan makan-makanan yang membuat kita mau makan lagi dan lagi. Pesan moral yang bisa diambi dari mereka berdua adalah, bedak boleh mahal, tapi jangan lupakan dapur adalah tempat kembalinya para kaum hawa.
Sahliana (Emaknya anak-anak yang lebih senang menghabiskan hari dengan kesendiriannya). Terima kasih untuk 1 bulan kebersamaan kita, walaupun tidak lebih lama daripada yang lain, Emak mengajarkan kami bahwa selalu ada fajar yang terlalu indah dan sayang jika kita melewatinya dengan tidur setelah sholat subuh. Emak, Ovi rindu, dan di sela rindu itu Ovi selalu berusaha untuk tetap mendoakan akan kebaikan Emak. Semoga Allah persiapkan waktu dan tempat yang lebih baik untuk kita menikmati kebersamaan kembali.
Mukhlisin dan Dicky. Maaf, tentang kedua laki-laki ini tak banyak yang bisa aku tuliskan. Terima kasih telah membersamai, itu saja.
Dan terkhir, Akbar Islami. Walau kebersamaan Abe bersama Tim ini sangatlah singkat, tetapi percayalah, sebagai seseorang yang memilih Teluk Rhu menjadi balal calon tempat kita mengabdi, Abe tetap dan akan selalu menjadi bagian dari kami. Jika tidak bersama kami, semoga kebahagiaan itu Abe temukan di tempat lain.
Sebenarnya masih banyak hal yang ingin kutulis di sini, baik itu tentang tragedi sapi sampai momen indahnya berlibur ke Pantai Ketapang. Tetapi mungkin tidak untuk sekarang, jariku sudah nyaris kehabisan daya untuk menceritakan tentang kebahagiaan kita. Akhirnya, aku tiba pada simpulan dari kisah ini.
'Alhamdulillah', sebuah kalimat yang selalu kuujarkan ketika ada yang bertanya 'bagaimana' Kukertaku. Bersama kalian, aku bisa menjawab semua pertanyaan yang senada dengan diawali lisan yang selalu memuji Allah, wajah yang sumringah, dan senyum yang selalu mengembang. Bagaimana tidak? Melalui kalian Allah titipkan banyak hal untuku yang harus aku jaga sampai saat ini. Bersama kalian, tidak sedikit hal baik yang kuperoleh dan tidak sedikit pula hal buruk yang ada di diriku kian berkurang. Bersama kalian, aku berhasil membuktikan mitos yang pernah mengatakan bahwa Kukerta menjadi salah satu momen terbaik bagi seseorang yang sedang dan pernah menyandang status sebagai mahasiswa.
Kukerta boleh berakhir, cerita kita boleh mencapai pada titik sudah, tetapi selama mengenang bukan menjadi sebuah kesalahan, maka selama itu pula ukhuwah tetap harus terajut tapi dan kebersamaan senantiasa harus dijaga.
Ana Uhibbukum Fillah, D'Terhu♡♡♡
Miss you❤
BalasHapus