🌹Mawar Berduri di Tepi Jurang🌹

Pada sebuah acara training motivasi, Pemateri seminar meminta kepada seluruh peserta untuk menggambar sesuatu yang mewakili dirinya. Entah itu tentang cita-citanya, keluarganya dan temannya. Sebagian besar peserta tidak menggambar dengan serius, tetapi ada salah seorang peserta wanita bernama Ummu, ia menggambar setangkai mawar yang dipenuhi duri dengan latar belakang warna hitam. 

Akhir pemateri bertanya, apa alasan ia membuat gambar tersebut? Ummu pu. menjawabnya, "Saya menggambar mawar berduri. Mawar itu sempurna karena ada durinya. Tetapi banyak orang beranggapan duri pada mawar justru mengurangi keindahannya. Padahal duri itulah yang membuat mawar dikatakan mawar, duri itulah yang membuat mawar itu sempurna."

Kemudian pemateri bertanya lagi, apa hubungan gambar tersebut dengan dirinya?

Lalu Ummu kembali menjawab:
"Saya wanita, saya menganggap diri saya layaknya mawar berduri. Duri itu merupakan aturan Allah bagi setiap wanita. Aturan Allah sama halnya duri pada mawar; banyak orang beranggapan bahwa aturan Allah bagi wanita dapat merusak keindahannya, membuat wanita susah bergaul, susah bekerja, susah beraktivitas. Padahal seperti duri pada mawar; aturan itu lah yg membuat wanita dikatakan wanita."
Kemudian ia tegaskan lagi "Saya mawar berduri, saya wanita atas apa yang Allah mau untuk saya lakukan akan saya lakukan. Apa yang Allah mau untuk saya kenakan akan saya kenakan. Apa yang Allah mau untuk saya rasakan akan saya rasakan. Apa yang Allah mau untuk saya katakan akan saya katakan.".

Lalu Pemateri bertanya kembali, mengapa gambar tersebut diberi latar belakang berwarna hitam?
Kemudian Ummu menjawabnya:
"Saya tidak ingin menjadi mawar di tengah taman, sebab akan mudah dipetik orang. Hanya ada denda 50.000 atau sanksi kurungan 2 bulan, lalu orang dapat memetik saya dengan mudah. Saya ingin menjadi mawar berduri di tepi jurang. Maksudnya adalah, jika suatu hari nanti ada seorang lelaki yang akan memetik (meminang) saya, dia pasti lelaki yang paling berani mengorbankan nyawanya untuk saya. Di tepi jurang risikonya besar, bukan sekadar denda atau sanksi kurungan  bulan di penjara." 


Yang dapat kita petik dari cerita ini adalah, bahwa segala aturan yang Allah tujukan bukan lah untuk mengekang apalagi mempersulit wanita, tetap sebaliknya, segala aturan itu Allah buat tidak lain untuk menjaga, memuliakan, serta mengistimewakan wanita.

Maka, semoga Allah bukakan dan lembutkan hati kita untuk dapat menerima kebenaran ini. 

Allah maha baik telah memberikan kita rupa yang indah, maka berterimakasih dan bersyukurlah dengan cara menjaganya, menaati segala aturan Allah telah Allah tetapkan.

Catatan: Dikutip dari sebuah kajian berudul "Mawar Berduri di Tepi Jurang

Ambil hikmahnya, amalkan kebaikannya, buang keburukannya.

Semoga bermanfaat 🌹

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra Pragmatik_Novel Sebelas Patriot

Kauniyah Oil; si Botol Hijau dengan Khasiat Memukau

Berlembar Narasi Tentang Mengabdi