Hijabmu Memuliakanmu

Assalamu'alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh

....
Sahabat Shalihah, sudah percaya penuh tidak, bahwa wanita yang berusaha menjaga hijabnya sama saja sedang berusaha menjaga kehormatannya?
Saya ingin sedikit berbagi cerita terkait pernyataan di atas. Cerita ini dialami oleh saya sendiri beberapa hari lalu.

Rabu, 28 Juni 2017, saya diminta Ummi untuk pergi ke rumah salah seorang saudara yang berada di sekitar pasar, sebut saja nama saudara saya itu Dela. Tepat di depan rumah Dela, terdapat sebuah Pangakalan Ojek. Di Pangkalan tersebut terdapat beberapa orang yang tidak lain mereka ialah tukang ojek yang sedang menanti penumpang datang.

Ketika hendak pulang, saya menunggu keponakan saya (sebut saja Davi) tepat di depan rumah Dela. Seperti yang saya katakan sebelumnya, rumah Dela persis bersebrangan dengan Pangkalan Ojek, maka otomatis pada saat itu saya juga sedang berada di depan pangkalan tersebut. Namanya juga Pangkalan Ojek, tentu diramaikan oleh para lelaki dengan usia yang beragam. Pada tiga puluh detik pertama saya sudah cukup merasa tidak nyaman berada di sana. Kekhawatiran memenuhi kepala saya. Saya tidak ingat berapa lama saya di sana, yang pasti tidak kurang dari 2 menit. Selama 2 menit menunggu, tidak ada seorangpun dari mereka yang menyapa. Saya tidak memikirkan mengapa demikian, yang saya tahu paling tidak mereka mengerti arti menghargai wanita.
Tak lama kemudian, lewatlah seorang wanita pejalan kaki di depan pangkalan itu, kira-kira ia berusia 20-25 tahun. Wanita pejalan kaki itu melewati pangkalan dengan (maaf) tidak menutup auratnya.
Terminal yang tadinya tenang seketika menjadi rusuh, berbagai bentuk sapaan yang berbau cemeehan dan godaan terlontar dari mulut mereka.
"Jalan sendiri aja, Dek?"
"Mau diantar, Dek?"
"Cantiknya, Dek."

Namun wanita itu tidak menggubris godaan para lelaki itu. Wanita itu lantas berlalu tanpa menoleh sedikitpun.

Saya yang sudah lebih dulu berdiri di depan terminal itu tidak sedikitpun mendengar mereka menyapa saya walau sekadar menawarkan tumpangan. Namun, mengapa wanita pejalanan kaki tersebut mereka sapa seperti itu?
Padahal wanita itu hanya numpang lewat, tidak tampak ingin menarik perhatian siapapun, lagi pula durasinya tidak sampai satu menit.

Dari kejadian itu, saya menarik kesimpulan sendiri. Bahwa Allah memerintahkan dan melarang sesuatu kepada hamba-Nya bukannya tanpa maksud dan tujuan.

Begitu pula perintah berhijab yang banyak terdapat di dalam Al-Qur'an.
👇
"Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istri engkau, anak-anak engkau yang perempuan dan perempuan-perempuan orang-orang yang beriman, supaya mereka menutup tubuhnya dengan baju dalamnya (ketika mereka berjalan ke luar). (Dengan) demikian itu mereka lebih patut dikenal dan (karena itu) mereka tidak diganggu. Dan Alloh itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (Q.S Al-Ahzab:59)
Dan
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menjulurkan khimar ke dadanya…” (QS. An Nur: 31)

Melalui kejadian itu saya menjadi semakin meyakini, bahwa apa yang Allah perintahkan kepada saya tidak lain untuk kebaikan diri saya sendiri. Tidak hanya itu, secara tidak langsung kita juga sedang membantu meringankan beban orang tua (terutama ayah), dan membantu laki-laki (yang bukan mahram) menjaga pandangannya.

Teruntuk sahabat shalihah yang sampai hari ini belum kunjung mulai menutup auratnya seperti apa yang Allah perintahkan, semoga Allah lembutkan hati kita untuk segera memulainya. Dan yakinlah, kamu akan menjadi mulia apabila kamu berusaha untuk menjadi mulia.

"Jika kamu menjaga hijabmu, insyaa Allah melalui hijabmu Allah akan membantu menjagamu."

Semoga tulisan ini bermanfaat. Silakan sahabat petik kebaiannya dan buang keburukannya.
Tidak untuk menggurui, mengajarkan, apalagi memburukkan pihak manapun. Sekadar untuk berbagi, menyampaikan dan mengajak pada kebaikan 😊

Jazakumullah Khairan Katsir

Wassalamu'alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra Pragmatik_Novel Sebelas Patriot

Kauniyah Oil; si Botol Hijau dengan Khasiat Memukau

Berlembar Narasi Tentang Mengabdi