Hati yang Butuh Ditentramkan

Ada waktu-waktu di mana hati dan perasaanmu penting untuk dinomorsatukan. Setelah berbagai keletihan menjaga perasaan orang lain berhasil kamu lalui, tak ada salahnya jika sedikit saja agar kamu mempedulikan ketentraman jiwamu sendiri.

Dia telah lama lelah, sebab harus terus berkata 'iya' atas apa yang tak hatinya ingin. Dia telah lama ingin memberontak, karena selalu saja kamu paksa untuk 'mengalah' terhadap hal yang seharusnya dapat ia pertahankan.

Ini tak selalu dapat disebut dengan sebuah egoisme, kecuali jika kamu membuat keputusan besar tanpa memikirkan baik dan buruknya terlebih dahulu, dan mengacuhkan bagaimana imbasnya terhadap hati orang lain. Ini hanya merupakan usaha sederhana untuk menyelematkan hati yang juga memiliki hak untuk diperjuangkan keinginannya; selama tidak keluar dari koridor kelaziman.

Tetaplah merendah, terhadap beberapa hal yang memang tak mesti kamu perebutkan kuasanya. Namun, devinisi sabar bukan berarti kamu hanya tinggal diam dan mengabaikan kebahagiaan yang juga seharusnya hatimu miliki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra Pragmatik_Novel Sebelas Patriot

Kauniyah Oil; si Botol Hijau dengan Khasiat Memukau

Berlembar Narasi Tentang Mengabdi