Kritik Sastra Ekspresif_Novel Bumi Cinta
Nama : Novia Fahronnisya
Mata Kuliah: Menulis Kritik dan Esai
Tugas : Menulis Kritik Sastra Menggunakan Pendekatan Ekspresif
Objek yang dikritik: Novel “Bumi Cinta” (Karya Habiburrahman Elshirazy)
--Kritik Sastra Menggunakan Pendekatan Objektif pada Novel ‘Bumi Cinta’--
Novel Bumi Cinta menceritakan tentang seorang pemuda bernama Muhammad Ayyas yang sedang melakukan penelitian ke Rusia. Novelis yang berhasil menggugah jiwa banyak orang melalui novel yang berjudul Bumi Cinta ini tidak lain ialah Kang Abik. Habiburrahman Elshirazy, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Kang Abik ini lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 30 September 1976. Beliau pernah bersekolah di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil mempelajari Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al Anwar dan lulus pada 1992. Kemudian beliau melanjutkan SLTAnya di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK), Surakarta, dan lulus pada 1995. Tidak berhenti sampai di situ, beliau kembali melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Kairo, pada Fakultas Ushuluddin, tepatnya jurusan Hadits dan tamat pada pada 1999. Pada tahun 2001, beliau kembali menamatkan Postgraduate Diploma (Pg. D) S2, di The Institute for Islamic Studies, Kairo. Selain menjadi seorang penulis novel, beliau juga merupakan seorang sutradara, Dai, Penyair, Sastrawan dan pimpinan pesantren.
Kang Abik adalah seorang novelis ternama, karya-karyanya tidak hanya diminati di Indonesia, melainkan di beberapa negara lainnya, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Hingga kini telah terbit puluhan judul novel yang diciptakannya dan sebagian besar berisikan tentang perpaduan antara keagamaan dan percintaan. Cerita yang beliau sajikan juga begitu menggugah jiwa, menginspirasi, dan menambah pengetahuan pembacanya dalam hal keislaman. Judul-judul novel beliau antara lain, Bumi Cinta, Dalam Mihrab Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan lain-lain.
Ayyas merupakan seorang santri salaf yang sedang menyelesaikan Pascasarjananya dan menjadikan peradaban Islam di Rusia sebagai objek penelitiannya. Novel ini menggambarkan bagaimana perjuangan dan perjalanan Ayyas dalam mempertahankan keimanan dan keislamannya selama berada di Negara Liberal tersebut. Banyak ujian dan rintangan yang harus dihadapi Ayyas selama ia melakukan penelitian itu. Mulai dari tinggal satu atap dengan yang bukan mahramnya, hingga beberapa kali terjerumus pada permasalahan lain yang tak kalah pelik dan hampir menggoyahkan keimanannya.
Tujuan penulis mengangkat kisah ini adalah, penulis menyaksikan dewasa ini begitu banyak orang-orang beriman yang dihadapi berbagai ujian keimanan. Di Indonesia khususnya, begitu banyak kasus seks bebas, pornografi, dan penggunaan narkotika yang menimpa berbagai kalangan. Ketiga hal tersebut merupakan musuh manusia yang sangat serius dan berpotensi besar menyeret manusia ke dalam jurang kesesatan dan merugikan baik dunia maupun akhirat. Jika manusia tidak memiliki banteng yang kuat berupa keimananan yang mantap, maka tidak menutup kemungkinan hal-hal tidak diinginkan di atas akan dapat dialami.
“Ayyas merasa dirinya akan sangat lemah, imannya pasti akan runtuh di Moskwo jika tidak ditolong oleh Allah ta’ala”. Pada bab II, halam 40, diceritakan bahwa Ayyas merasakan ketakutan, ia khawatir sewaktu-waktu imannya akan runtuh. Ia telah memilih Moskwo untuk menjadi tempat dimana ia melakukan penelitian, dan sejak awal ia sudah tahu bagaimana bebasnya hidup di Moskwo. Ia mengakui bahwa ia lebih teguh apabila melawan musuh di medan perang daripada menghadapi fitnah wanita. Bagaimana ia tidak takut, ia harus menghabiskan hari-harinya selama di Moskwo dengan hidup satu atap bersama wanita rusia yang sangat mungkin akan menggoyahkan imannya.
Berdasarkan kutipan dan penjelasan di atas, penulis mengambil Moskwo, Rusia, sebagai latar dari novel ini. Kang Abik menetapkan Negara Rusia dan ibu kota Moskwo sebagai latar dari novel ini dengan landasan bahwa, beliau telah melakukan penelitian, dan yang beliau dapati adalah Rusia merupakan negeri paling bebas sedunia, sebagian besar penduduknya adalah penganut paham seks bebas radikal. Lebih jauh lagi, beliau telah menemukan data bahwa Rusia merupakan negara pengakses situs porno terbesar di dunia.
Di negara seperti Rusia, orang-orang tidak lah bisa dengan mudah menjaga dan mempertahankan keimanannya. Di berbagai tempat dan di berbagai kesempatan, kita akan menyaksikan pemandangan yang awam kita temui di negara Indonesia. Terbukti, Ayyas berkali-kali dihadapi oleh godaan wanita Rusia seperti Yelena dan Linor yang tidak lain ialah rekan satu apartemennya, dan Anatasia yang merupakan pembimbing penelitiannya. Tetapi tersebab Ayyas menyerahkan kepercayaan sepenuhnya pada Allah, akhirnya Ayyas berkali-kali mampu melewati berbagai ujian yang dahsyar itu.
Ayyas merupakan seorang laki-laki yang luar biasa. Dengan berbekal keimanan dan keyakinan, serta rasa percaya kepada pemiliknya, hingga akhir cerita novel ini ia mampu memperjuangkan dan mempertahankan keimanannya.
Melalui novel ini Kang Abik mengingatkan pembaca, bahwa kapan pun dan dimana pun kita berada, apabila kita memiliki keimanan dan bertawakal pada Allah, maka kita mampu memposisikan diri sebagai hamba Allah yang taat. Tak peduli sebesar apapun cobaan dan fitnah yang menimpa kita, apabila kita senantiasa sertakan Allah pada tiap-tiap langkah kita, maka insyaa Allah cobaan dan fitnah itu tidak lebih besar daripada pertolongan Allah kepada kita.
Komentar
Posting Komentar