Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

PLP-ku Berlalu; Mewarnai, Terwarnai, atau Mempertahankan Warnaku Sendiri?

Semester tujuh telah terlewati dengan tenaga, waktu, dan keluhan yang sedikit lebih banyak dari enam semester sebelumnya. Setelah Kukerta yang menyisakan banyak cerita dan cita-cita untuk kembali ke Rupat Utara, aku disambut dengan sebuah kegiatan yang lelahnya tak terbersit sedikitpun dalam pikiranku, PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan). SMP N 34 Pekanbaru merupakan sekolah yang menjadi takdirku setelah yang sebenarnya kupilih ada sekolah yang berbasis islam; seperti MA N 1 atau _Future Islamic School_. Kenapa aku memilih sekolah tersebut? Alasannya sederhana, aku hanya ingin berada dalam zona yang aman bagiku yang mudah futur ini, aku ingin terhindar dari sentuhan dengan lawan jenis walau ia adalah muridku, aku ingin diperbolehkan mengenakan gamis ketika sekolah umum mewajibkan para guru mengenakan baju yang atasan dan bawahannya terpisah. Tetapi Allah punya rencana yang lebih baik, boleh dikatakan aku terdampar di sebuah sekolah yang namanya saja belum pernah kudengar sebelumnya...

Menanti Mati

Gambar
Entah ke mana akhirnya kapal itu pergi; bertambat pada dermaga yang telah lama akrab dengannya atau harus berkenalan dengan ombak besar yang bisa saja kelak membuatnya tak lagi kembali. Yang ia tahu ia punya seperangkat mesin dan alat pengendali, kendati sederhana, setidaknya kedua hal tersebut menunjukkan bahwa ia telah berupaya untuk pergi dan pulang dalam keadaan yang sama, ditambah sedang selaksa harapan yang ia lautkan tatkala tali-temali berlepas diri dari tiang-tiang tempat ia mengikat diri. Jika pada akhirnya usaha sederhana itu tidak membuatnya kembali, paling tidak ia telah pergi berbekal ikhtiar dan tawakal bahwa takdir Allah tak pernah salah menemui alamat. Bahwa hidup adalah usaha untuk mencari bekal sebanyak mungkin menjelang dihampiri oleh kematian.

Mahkota Wanita

Terkadang apa yang sekadar ditawarkan dunia dikemas dengan sangat baik sehingga tampak lebih menarik daripada apa yang dijanjikan Allah di akhirat kelak. Keduaniawian yang berdurasi singkat dan beribu pujian yang hanya sepanjang lidah manusia tak jarang membuat goyah keistiqomahan wanita dalam mempertahankan apa yang sudah ia susah payah dapatkan, contoh paling sederhana adalah; demi tampil cantik dan memenuhi tuntutan pekerjaan dan karir, beberapa wanita harus sejenak berpura-pura lupa bahwa hijab syar'i dan rasa malulah merupakan MAHKOTA WANITA MUSLIMAH sebenarnya. Seseorang dapat mengatakan hal di atas karena ia belum diuji oleh perkara yang serupa. Dan semoga, iman dapat menjadi benteng terbaik apabila ujian itu benar-benar Allah datangkan pada masanya. Bukankah benar adanya bahwa mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan? Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS: al-'An...

Penulis dan Tulisannya

Penulis dan Tulisannya Apabila sebuah tulisan semakin teliti dibaca, maka akan semakin banyak pula ditemukan kesalahan pada tulisan tersebut. Lalu, apa tindak lanjut dari penemuan akan kesalahan tadi? Dalam menulis terdapat sebuah tahap yang dinamakan dengan 'revisi' yang tujuannya tidak lain adalah menganalisis tulisan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan . Revisi tidak menuntut kesempurnaan dari sebuah tulisan, tetapi paling tidak tahap ini merupakan upaya meninimalisir kesalahan dan menjadikan tulisan tersebut lebih baik lagi. Apabila seorang Penulis semakin sering memuhasabahi dirinya, maka akan semakin banyak pula ditemukan celah dan kesalahan. Jika  tulisan yang memiliki kesalahan saja ditindaklanjuti, lalu bagaimana dengan kesalahan si Penulis? Tersebab derajat manusia jauh lebih tinggi daripada tulisan yang jelas-jelas merupakan benda mati, sudah semestinya manusia juga menindaklanjuti setiap kesalahan yang ditemukan di dirinya dengan cara berbenah. Sam...

Diary PLP 1

Setelah hampir 2 pekan saya berusaha menikmati Musim PLP dan beberapa kali mengajar siswa di beberapa kelas, saya menemukan 1 hal yang selalu membuat diri bermuhasabah karenanya. Kelas yang semulanya tenang, seketika bisa menjadi riuh tatkala saya ingin mengajak mereka (siswa/i) membentuk kelompok diskusi. Yang paling sering mereka minta kepada saya adalah, bahwa ingin membentuk kelompok sendiri, sebab dengan begitu mereka dapat memilih siapa saja yang layak masuk ke kelompok mereka. Namun, permintaan itu tak selalunya saya terima, atas dasar beberapa hal yang saya harap dapat menjadi sebuah kebijakan, maka saya putuskan untuk membentukkan kelompok dengan atau tanpa persetujuan mereka. Sebagai seseorang yang pernah menjadi siswi dan masih menyandang status sebagai mahasiwi, saya tentu pernah mengalami saat-saat seperti ini. Berdasarkan pengalaman saya dan didukung dengan kejujuran siswa/i di sana adalah, mereka ingin membentuk kelompok sendiri agar bisa memilih anggota sesuai kriter...

Berlembar Narasi Tentang Mengabdi

"Aku tak pernah memilihmu untuk merekam jejak bersama. Namun, atas campur tangan Allah, takdir itu datang begitu saja dan meminta aku untuk menikmatinya." (Sofiaez) Mitos yang beberapa kali pernah kudengar dari kalangan mahasiswa semester 7 ke atas adalah, bahwa Kukerta (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu momen terindah bagi orang yang sedang dan pernah menyandang status sebagai mahasiswa. ●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●● Pada awal tahun 2018, sebuah tim yang terdiri dari 10 orang telah dibentuk. Berawal dari bincang singkat di sebuah grup mahasiswa penerima beasiswa (Bhakti Negeri), masing-masing mereka pun menghampiri takdir, mengajukan diri agar menjadi 1 dari 10 orang yang akan menjadi satu dan hidup bersama selama 2 bulan lamanya. Pertemuan pertama dengan mereka yang 8 di antaranya tak kukenali, membuat ...

Mawar Berduri di Tepi Jurang

Pada sebuah acara training motivasi, pemateri seminar meminta kepada seluruh peserta untuk menggambar sesuatu yang mewakili dirinya. Entah itu tentang cita-citanya, keluarganya atau teman-temannya. Sebagian besar peserta menggambar tanpa keseriusan, tetapi lain halnya salah seorang peserta wanita bernama Ummu; ia menggambar setangkai mawar yang dipenuhi duri dengan latar belakang berwarna hitam.  Kemudia  pemateri bertanya apa alasan Ia membuat gambar tersebut. Ummu pun menjawabnya, "Saya menggambar mawar berduri, mawar itu sempurna karena ada durinya. Namun banyak orang beranggapan   bahwa duri pada mawar justru mengurangi keindahannya. Padahal duri itulah yang membuat mawar dikatakan mawar, duri itulah yang membuat mawar tampak sempurna. Lalu pemateri bertanya lagi perihal hubungan gambar tersebut dengan dirinya. Ummu kembali menjawab, "Saya wanita, saya menganggap diri saya layaknya mawar berduri. Duri itu merupakan aturan Allah bagi setiap wanita. Banyak orang...

Saya Wanita, Saya Istimewa

Tulisan ini saya buat bukan untuk menggurui siapapun, hanya saja sedang mencoba untuk menyampaikan pendapat sendiri dan menyalurkan pendapat beberapa orang dengan harapan agar dapat sedikit membuka pikiran kita semua. Saya menulis ini bukan memosisikan diri sebagai pengurus BEM Unri, bukan sebagai seseorang yang sudah terlanjur mencintai sebuah dunia yang bernama organisasi, melainkan sebagai seorang wanita yang merasa diri saya sangat berharga sehingga harus menjaga diri dan butuh penjagaan dari orang lain. Segala permasalahan duniawi tidak dapat lepas dari agama dan ketentuannya, tidak terkecuali pula permasalahan tentang wanita. Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa  wanita merupakan makhluk Tuhan yang diberi keistimewaan lebih banyak daripada laki-laki, tidak peduli berasal dari daerah, suku, agama, dan golongan apa wanita tersebut. Wujud pengistimewaan tersebut bisa dilihat dari beberapa ketentuan-ketentuan yang secara khusus ditujukan bagi wanita, misalnya dalam hal be...

Dinding Kata

Sedang Hujan? Berdo'alah agar derasnya rindu lekas berdamai dengan teduhnya pertemuan. @Sofiaez Ketika seseorang tidak mengungkapkan sesuatu, bukan berarti ungkapan itu tidak ada; hanya saja ia memilih untuk mengungkapkannya pada tempat bercerita yang Maha Rahasia. @Sofiaez Engkau mungkin tidak akan pernah tahu, daun mana  yang saat ini menanti embun sepertimu. @Sofiaez Jika 'hijau' yang menjadi alasan embun menyapa daun, bagaiamana bila sewaktu-waktu hijau tak menjadi milik di daun lagi? Akankah di antara keduanya masih ada suara? @Sofiaez Aku yang paling mengerti perihal rindu, karenanya hatiku tak pernah mendesak untuk segera pulang, sebab tak selamanya pereda rindu adalah pertemuan. @Sofiez Aku selalu menunggu matahari memalingkan dirinya, dan membiarkanmu pulang mengadukan tentang sakitnya berjalan tetapi tak meninggalkan jejak. @Sofiaez Bukan aku tak ingin menyingkat jarak; hanya saja aku ingn kita belajar memahami arti sebuah batas. Biarkan jalan ini ter...

Antologi Rindu

Gambar
Embun masih setia dengan beningnya, dedaunan masih dibersamai oleh hijaunya, dan aku masih merindukan kedua warna yang sering kunikmati setelah nikmatnya bermunajat kepada Allah sejak subuh, setahun yang silam. Kumandang azan yang selalu mengisyaratkan padaku bahwa pertiga malam yang indah tidak lama lagi akan berakhir. Kini matahari juga  kunikmati dengan cara yang lain, melalui fentilasi kamarku ia menyelinap masuk dan membawa hawa pagi yang tenang lagi menenangkan. Bibir kecilku selalu melangitkan doa yang sama kepada Tuhan yang selalu mendengar dan Maha Mendengar. Aku selalu berkeyakinan, gelap merupakan salah satu bentuk kencintaan Tuhan kepada hamba-Nya, dengan syarat hamba tersebut telah berhasil memaknai takdir dan mampu mensyukurinya dengan tekun. ”Aku masih percaya bahwa sabar dan syukur adalah dua cara terindah dalam menikmati takdir” gumamku dalam hati. Tangan cekatan Mbak Iza selalu membersihkan dan menjaga barang-barang berharga milikku. Menurutny...

Sehari Meretas Rindu

Gambar
Aku akan berbicara banyak tentang hari ini, dan sesekali mengilas balik tentang ratusan episode kita yang telah lepas. Kemarin, kita mungkin pernah berpaling, tetapi tidak untuk saling meninggalkan. Kini telah kudapati hikmah atas jarangnya pertemuan itu, yakni aku semakin yakin bahwa bersamamu merupakan salah satu kebutuhanku. Hari ini, kita telah lebih berani meretas jarak dan mempersering temu walau dengan lama yang tak seberapa. Bersamamu aku tak pernah ragu berbagi rahasia dan tak pernah malu menceritakan isi hati yang bisa berubah setiap lima menit sekali. Kuharap 'ini' berkekalan. Kalaupun kita kelak dipaksa untuk berajak lagi, semoga yang menjadi sebabnya tidak lain adalah 'kesibukkan dalam kebaikkan'. 💞 Sabtu, 10 Maret 2018

Antara Hijab dan Pola Pikir

Pernah saya membaca sebuah kiriman yang isinya memembahas tentang, hijab, akhlak, dan pola pikir. Tiga hal berbeda, namun tak terpisahkan. Yang paling saya ingat dari tulisan seseorang di sana adalah; bahwa yang menjadi masalah bukanlah cara seorang wanita dalam berpakaian, melainkan pikiran dari orang yang melihat cara berpakaian wanita tersebut. Tertutup atau tidaknya seorang wanita (dalam berpakaian) tak perlu dipertanyakan, yang perlu dikhawatirkan adalah pikiran liar dari orang yang melihatnya. Pernyataan ini tentu bersebrangan dengan istilah (mungkin juga pribahasa) yang sering kita dengar 'jika ada asap, maka tentu saja ada api'. Dalam kata lain, hukum (jika maka) seakan tak berlaku di sini. Jika memang yang keliru adalah pola pikir manusia yang melihat; bukan si wanita yang berpenampilan--maka untuk apa Allah perintahkan wanita untuk menutupi auratnya (pengecualian untuk beberapa bagian yang biasa tampak); Q.S An-Nur:31? Daripada memenuhi kewajiban menutup aurat, leb...

Aku Pulang

Pulangku dihantar oleh sunyinya bisik hujan~ Kepada jarak yang jauh terulur, terima kasih telah sudi mengalah kepada rinduku yang tak terukur. Akhirnya kepulangan itu tiba tanpa perlu aku paksa. Karena seperti apa yang sudah kukatakan, rindu tahu kapan dia harus pergi dan kembali. Kepada bisik hujan yang menjadi teman sepersunyianku, reda dan deraslah bila engkau mau; selama itu tak mengusik jarak ini dan membuat ia enggan menyingkat (lagi). . Aku pulang, sebab tak ada lagi rindu yang harus kutahan. Aku pulang, sebab rindu bukan sebuah kesalahan yang harus kuhukum dengan menunda pertemuan. Aku pulang. Pekanbaru > Tembilahan, 09 Januari 2018

Ummik; Sebab Mendarahdagingnya Rinduku

Para perindu memiliki cara masing-masing untuk mengungkapkan rindunya. Ada yang memilih mengungkap rindu melalui kata, dan ada yang memilih mengungkap rindu lewat sebuah temu. Ada pula perindu yang bijak, yakni perindu yang memilih untuk mengungkap rindu lewat rasa sabar. Baginya rindu tak punya masa berlaku, sebab rindu bisa bertahan selama apapun selagi sang pelaku rindu mampu memaknai rindunya dengan baik. Perindu yang bijak juga tahu, bahwa rindu bukan sebuah penyakit yang harus disembuhkan melalui perjumpaan. Sebaliknya, rindu juga bukan sebuah kesalahan yang harus dihukum dengan menunda pertemuan. Dan aku, masih mencoba memaknai rindu; agar mampu menjadi satu dari beberapa perindu yang bijak itu. Perindu yang 'katanya' tak memiliki batas sabar dalam menunggu, perindu yang 'katanya' tak memiliki titik jenuh dalam menanti. Di sebuah tempat, tempat yang menjadi saksi atas mendarahdagingnya rinduku 🍃